Home »
» Joki 3 in 1 Semakin Rawan
Joki 3 in 1 Semakin Rawan
Written By ADMIN on Kamis, 14 Februari 2013 | 00.28
InfoJaksel.com - Hari masih pagi, waktu menunjukan pukul 6.00, namun volume lalu lintas di Jalan Pakubuono arah Senayan sangat ramai. Ratusan kendaraan roda empat dan sepeda motor berjalan tersendat menembus lalu lintas yang padat. Diantara laju kendaraan, puluhan joki berjejer di sepanjang jalan Pakubuono sambil mengacungkan telunjuknya seraya berharap ada mobil pribadi yang berhenti dan memakai jasa mereka sebagai joki.
Ya, sejak Keputusan Gubernur Daerah Ibukota Jakarta No.4104/2003 tanggal 23 Desember tahun 2003 tentang Penetapan kawasan pengendalian lalu lintas dan kewajiban mengangkut paling sedikit 3 orang atau 3 in 1 diberlakukan, timbul fenomena baru di Jakarta khususnya di sekitar Jl. Sudirman, Jl. Tamrin dan Gatot Subroto, yaitu munculnya para joki di pagi dan sore hari, disaat jam-jam sibuk kendaraan yaitu pada pukul 07.00-10.00 dan 16.30-19.00.
Alih-alih mau mengurangi kemacetan, kebijakan ini justru menumbuhsuburkan para joki dan kemacetan tetap tidak bisa teratasi, karena kendaraan yang memiliki penumpang kurang dari tiga orang tetap bisa melaju di jalur 3 in 1 dengan memakai jasa joki.
Dari sisi joki sendiri, peraturan ini justru lahan subur bagi mereka, karena mereka bisa membawa pulang uang Rp.50.000-Rp.100.000 dalam sehari. Tentunya angka ini merupakan angka yang menggiurkan bagi para joki karena mereka tidak banyak mengeluarkan energi kecuali berdiri dan mengacungkan tangan.
Namun dibalik hasil yang menggiurkan, terdapat banyak masalah yang ditimbulkan dari para joki. Keberadaan para joki yang jumlahnya kian hari kian bertambah, membuat pemandangan Jakarta menjadi tidak indah. Para joki sering ditemukan berpenampilan lusuh, meski saat ini banyak joki yang merubah penampilan lebih menarik agar para pengandara mau memakai jasa mereka.
Hal lain yang sangat memprihatinkan dari keberadaan para joki ini adalah ikutsertanya balita dalam setiap aksi para joki di pinggir jalan. Selain menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, hal ini terkesan tidak manusiawi, karena anak-anak balita tersebut bisa terinfeksi penyakit pernafasan akibat polusi. Bahkan ada beberapa joki yang membawa anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar, sehingga sang anak terpaksa membolos sekolah.
Permasalah lain yang timbul dari keberadaan para joki adalah munculnya berbagai tindak kejahatan kepada para joki seperti pemerasan, pemerkosaan hingga pembunuhan. Bahkan tidak sedikit joki yang tewas di jalan akibat tertabrak kendaraan. Seperti yang dialami oleh Iwan (23), yang pernah hampir dilecehkan oleh seorang pria perlente di dalam mobil saat ia menumpang sebagai joki. Karena tidak mau, Iwan pun di tendang ke luar oleh pria tersebut.
Melihat banyaknya permasalahan yang ditimbulkan dari keberadaan joki, sebaiknya pemerinta DKI Jakarta meninjau kembali peraturan 3 in 1dan mencari solusi alternatif untuk mengurai kemacetan di DKI Jakarta. (alby)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !